Ketika kita
berbicara kopi maka di benak teman teman pasti merasakan sensasi nikmat, kadang
kadang kenikmatan itu didapat dari kopi dengan campuran gula, kadang juga
dinikmai tanpa gula, gulanya pun berbeda kadang gula pasir kadang juga gula
merah dan gula batu, nah penikmat kopi dengan sensasi gula pilih mana? Apakah dengan
gula putih atau gula merah……tapi cerita kali ini kita tidak membahas hal
tersebut. Kali ini kita coba sharing salah satu kopi di Indonesia khususya di Sulawesi
Selatan tepatnya di Kabupaten Enrekang.
Kalau
dingat ingat salah satu penghasil kopi terbesar ada di Kabupaten Enrekang yang
pastinya memiliki cita rasa dan ciri khas yang berbeda beda. Jenisnya pun ada
yang Arabika ada juga Robusta, tapi di Kabupaten Enrekang yang banyak di
budidaya pastinya arabika.
Nah sebelum
menikmati sensasi kopi arabika Enrekang, maka tak lengkap rasanya jika tidak
mengetahui sejarahnya..bagi teman teman yang penasaran yuk kita intip sejarah
kopi arabika kalosi enrekang
Kabupaten
Enrekang dengan ibu kotanya Enrekang adalah daerah
yang berada di punggung
Pegunungan Latimojong terletak tepat di
jantung Provinsi Sulawesi
Selatan pada 3º 14’ 38”, 3 50’ 00” LS dan 119º
40’ 53” – 120º 06’ 33” BT.
Masyarakat yang berdiam di kabupaten ini
dikenal sebagai rumpun etnis
Massenrempulu dengan corak dasar
budaya campuran antara Bugis,
Toraja dan Mandar dengan dengan 3 sub
etnis yaitu Enrekang, Maiwa
dan Duri.
Kabupaten
Enrekang memiliki luas wilayah 1.786.01 Km dan berada
pada ketinggian 50
m hingga 3.200 m dpl. Kopi Arabika ditanam pada
ketinggian 1000
hingga 2000 m dpl. Mata pencarian masyarakat
Enrekang pada
umumnya adalah bertani yang antara lain adalah Kopi
Arabika, Kelapa, Cengkeh,
Kakao, Jambu Mete, Lada, Kemiri, Kapuk dan Panili serta Sayur-sayuran.
Kopi Arabika yang diproduksi dari Kecamatan Masalle, Bungin, Baroko, Buntu Batu
dan Baraka merupakan salah satu kopi arabika terbaik didunia.
Kopi Kalosi adalah kopi
arabika (Coffea arabica Linn.) yang berasal dari perkebunan rakyat di
Kabupaten Enrekang dan di Toraja yang di mulai ditanam sekitar abad XVII oleh
pemerintah kolonial Belanda melalui sistim tanam paksa. Interaksi iklim, jenis
tanah, ketinggian tanah, varietas kopi dan metode budidaya dan pengolahan yang
dilakukan membuat kopi arabika di Enrekang sejak dahulu menjadi kopi yang
paling menarik dan dicari di dunia dan dikenal sebagai Kopi Kalosi DP (Kalosi Coffee).
Kalosi adalah kota kecil di Enrekang yang merupakan tempat pengumpulan kopi
yang ditanam daerah Massenrempulu dan di Tana Toraja pada tahun 1700an.
Kopi Arabika Kalosi
Enrekang memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen lokal, nasional maupun
internasional. Konsumen saat ini tidak hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan
dan keinginan akan produk kopi dengan citarasa khas yang baik saja, akan tetapi
juga mengharapkan adanya jaminan bahwa kopi tersebut diproduksi melalui proses
yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan. Semua hal tersebut dapat dipenuhi
oleh Kopi Arabika Kalosi Enrekang