Petani
yang ada di pelosok pada umumnya masih menggunakan teknologi yang sederhana dan
belum menggunakan teknologi yang modern dalam dunia pertanian. Misalnya petani
daerah terpencil yang ada di pinggiran hutan gunungsimpang masih melakukan
teknik bertani dengan cara tradisional, ini disebabkankarena akses transportasi
yang menghubungkan jalan antara kota dan desa terpencil ini belum memadai dan
tidak terjangkau oleh anggkutan roda empat. Sehingga apa yang diharapkan oleh
para petani seperti ingin memiliki pupuk ureadan obat-obatan saja untuk
pertanian mereka itu sangat sulit, sehingga para petanikesulitan untuk
menerapkan teknik pertanian yang modern.
Pada
kegiatan penyuluhan terpadu di Kec Buntu Batu dilaksanakan pada komoditi kopi
dengan metode penyuluhan 70 % praktek dan 30 % teori. Hal hal yang disampaikan
pada kegiatan terebut mulai dari tekhnik budidaya kopi, pemupukan kopi sampai
pasca panen melalui tekhnik sangria kopi. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama
2 hari dan diikuti sebanyak 30 orang PPL dan 120 petani melalui pembagian 1 titik
12 anggota kelompok tani.
Adapun
materi budidaya kopi yang dipraktekan adalah tekhnik pemangkasan yang banyak
menjadi kendala bagi petani, materi tersebut yaitu pada tanaman kopi dikenal 2
sistim pemangkasan, yaitu sistem pemangkasan batang tunggal dan pemangkasan
batang ganda. Pada sistem pemangkasan batang tunggal maupun batang ganda
dilakukan 3 macam pemangkasan:
1. Pemangkasan Bentuk, bertujuan
membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang.
2. Pemangkasan Produksi
(pemeliharaan) atau sering disebut juga pemangkasan produksi bertujuan untuk
mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh pada
pemangkasan bentuk dan menyediakan cabang-cabang buah produktif dalam jumlah yang
cukup.
3. Pemangkasan Rejuvinasi
(peremajaan) bertujuan untuk mempermuda batang